Perkara Mengalah dan Realita

“Hayo dibiasain, kakak udah gede, ngalah sama adeknya, ya.”

Kita seringkali menemukan hal sepele macam ini, baik ketika melihat ibu-ibu yang sedang mengurusi anaknya, ataupun dari waktu kita kecil, terutama yang punya adik atau kakak. Pernahkah kalian mencoba untuk berpikir kalau kata-kata di atas cuma semacam omong kosong belaka?

Udah gede, harus ngalah sama yang lebih muda.

Perkara macam ini sebenarnya malah jadi bullshit ketika kita beranjak dewasa. Mengapa demikian?

Kita mulai dari contoh paling jauh hingga yang sering kita temui.

(1) Saat kita kerja nanti, terutama di perkantoran, pasti akan ada peristiwa macam kenaikan jabatan disebabkan karena si A lebih senior daripada si B, padahal kinerja si B lebih bagus meskipun ia masih baru. Kalaupun si B ini mendapat tawaran kenaikan jabatan, ia sendiri juga nggak bisa secara lugas menerima atau menyetujui, karena si A dan A A yang lain bisa marah karena merasa lebih lama kerja di kantor itu.

(2) Saat kita di bangku perkuliahan, si A lebih senior daripada si B, cenderung sering melakukan intervensi ke kehidupan kampus B, dengan dalih ‘lebih tahu’ atau lebih beken berdalih dengan ‘lebih berpengalaman’. Tapi sebaliknya, B nggak boleh intervensi sama kehidupan A karena si A ini merasa lebih tua dibanding B. Padahal kenyataannya, si A cuma lebih dulu belajar. Soal kapabilitas, belum tentu ia lebih unggul.

(3) Ketika kita duduk di bangku sekolah, banyak terjadi konflik antara guru dan murid, di mana sang murid mempunyai wawasan baru yang ia bagikan di kelas, namun sang guru tidak menggubris atau bahkan menyangkal wawasan sang murid tersebut, karena sang guru merasa yang berhak memberikan wawasan hanyalah ia sendiri. (Bonus: sang guru biasanya langsung memberikan cap murid tadi sebagai anak yang belum tahu apa-apa, jadi lebih baik nggak usah ngomong neko-neko)

(4) Ketika kita mulai memasuki usia remaja akhir atau kepala dua, kita sering berargumentasi dengan orang tua. Dalam tahap ini, banyak dari kita yang akan terjebak dalam situasi ‘harus-ngalah-karena-masih-muda’, ‘harus-ngalah-karena-mereka-orang-tua-kita’, dan yang paling klasik; ‘harus-ngalah-karena-tanpa-mereka-kita-nggak-ada’. Hal ini ironis, karena waktu kita masih kecil, mereka sendiri yang memberikan wejangan tentang bagaimana yang lebih tua harus mengalah, dan harus memberikan kesempatan bagi yang lebih muda untuk bereksplorasi.

Bonus: Ibu-ibu naik motor matic di jalan juga jarang banget mau ngalah kalau dia nabrak atau bermasalah sama orang. Apalagi kalo orang yang dia tabrak atau yang punya urusan sama dia lebih muda.

“DASAR BOCAH, GAK BECUS NAIK MOTOR!” Ke mas-mas umur 22 tahun yang nggak sengaja nabrak ibu-ibu naik matic setelah si ibu ngasih sign mau belok ke kiri tapi dia malah ke kanan.

Beberapa contoh di atas memberikan pembuktian dari ajaran yang diajarkan oleh orang tua kita waktu kecil sebenarnya nggak efektif sama sekali. Realitanya, banyak orang lebih tua yang kita temui nanti akan cenderung ingin mendahului, hanya karena faktor “Saya lebih tua, lho. Kamu masih hijau.” (padahal kita bukan bayem lho pak, bu.)

Dari sini, penulis memberikan sebuah self-note:

  • Jika saya tua nanti, jangan lupa mengalah untuk orang-orang yang lebih kompeten, sekalipun mereka lebih muda.
  • Kalau saya punya anak nanti, nggak perlu mengajarkan ajaran macam ini ke mereka. Cukup diganti dengan “Hayo gantian, mainnya barengan, ya“. Kasian kalau mereka nanti ditipu realita saat udah beranjak dewasa.

Penulis sendiri percaya, masih ada orang yang masih mengamalkan ajaran “yang lebih tua ngalah”, seperti pada saat mereka mengajarkan orang lain atau anak-anak mereka hal serupa. Saya hanya berharap semoga populasi orang-orang semacam ini bertambah, dan saya merupakan salah satunya.

Terima kasih telah membaca!

uninteresting blog post by emo-me

I never made an interesting post here so.. why so serious?

Today, I feel like I hit the hardest point of living.

Problems are currently coming and hit my weakness spot till I feel like dying.

I know this isn’t the end of the world but this is so exhausting.

Nothing positive crossing my mind except those negative thinking.

I tried to drown myself to piles of work but they did absolutely nothing.

Well, just hope the best and finish these problems by walking.

Walking through my emotions and try to keep my sanity up instead of crying over unnecessary thing.

.

.

Hello, what am I doing with these -ing?

Bye, I’ll continue working.